Batas Antang-Gowa
Batas Antang-Gowa , di sanalah setiap pagi Reina berdiri menunggu seseorang datang menjemputnya untuk ke kampus.
Pagi itu adalah hari yang cerah ,Reina berangkat dari rumah dengan perasaan yang senang, karena mengingat mata kuliah Reina hari ini adalah pengembangan peserta didik dan Ia sangat senang akan mata kuliah itu, tak lupa juga Reina membeli coklat kesayangan di depan rumah sebanyak 4 buah yang niatnya dua untuk dia dan dua pula untuk Irsyad . Setelah menelusuri lorong-lorong di sekitar rumahnya Ia pun menemukan Jalan utama dan Reina pun menahan satu angkot yang melintas di jalan itu dengan tujuan Reina adalah Batas Antang-gowa.
Sesampai di batas daerah itu Reina berdiri dengan gaya yang seperti biasa memakai tas ransel eksport hijaunya sambil memperhatikan jalan raya yang terbentang di depannya dengan kendaraan yang lalu-lalang.
Reina melirik jam tangan monol-coklatnya dan berkata kepada dirinya ,“ 8.30 , sekitar 10 menit ke depan Irsyad akan datang menjemputku. “ katanya dengan perasaan senang dan lega karena kali ini Ia yang menunggu Irsyad bukan Irsyad lagi yang menunggunya .
Sekitar dua menit berdiri , Reina memutuskan untuk mencari tempat yang mungkin dapat ia jadikan tempat duduk sementara, Reina pun mulai mengeluarkan Handphone dengan niat mendengarkan music, namun urung Ia lakukan.
“sebaiknya aku tidak mengeluarkan handphoneku melihat kondisi di sektarku, bagaimana kalau terjadi sesuatu padaku”, katanya dalam hati sambil memasukkan kembali handphonnya yang belum seutuhnya keluar dari tas Reina
Reina pun menunggu dengan sabar namun beberapa menit kemudian batinnya mulai gelisah, Ia mulai melirik jam tangannya
“8.40 kok belum juga datang?” Tanya Reina dengan nada yang sangat pelan dan wajah mulai sedikit khawatir
Positif thinking itu adalah pikirannya saat ini ,
“5 menit lagi pasti Irsyad akan datang”, katanya lagi sambil menyenangkan hatinya dan Ia pun kembali untuk menunggu.
5 menit berlalu motor Jupiter hitam milik Irsyad belum juga datang, Reina mulai khawatir dan menampakkan wajah khawatirnya. Lalu dikeluarkannya Handphone miliknya kemudian menekan nomor Irsyad namun tak ada jawaban, Reina mengulangnya sebanyak 5 kali smbari memperhatikan jalan raya di depannya, “tau-tau kalo ada Irsyad datang” pikirnya. Masih dalam keadaan yang sama Irsyad belum juga mengangkat telphonnya, Kali ini Reina benar-benar khawatir, perasaan takut , cemas, dan marah mulai menghampirinya. Dihentak-hentakan kakinya ke tanah dengan pelan sambil menggenggam handphonennya menggambarkan kecemasan yang dialaminya.
Reina pun mulai berdiri dari tempat duduknya tadi, tiba-tiba mobil Honda jazz merah berhenti di depannya hingga Reina melihat dirinya ada pada kaca mobil itu.
“Hey Reina, kamu lagi ngapain di situ?”, Tanya Didi dari dalam mobilnya yang ternyata adalah tetangga Reina.
“ Lagi nunggu teman, aku sudah janjian tadi tp belum datang juga”, kata Reina dengan nada tidak terlalu pelan.
Ayo naik, nanti di jalan kamu sms teman kamu, bilang, kalau kamu ketemu sama aku biar Dia tidak jemput kamu, Kata Didi memberikan saran
Reina mulai bimbang dilihatnya jam tangannya kembali, “8.50”, Di sisi lain Reina ingin sekali ikut dengan Didi mengingat Irsyad belum memberinya kabar dan Ia takut terlambat.
Reina Diam sejenak , lalu berkata, “Didi duluan saja, biar Reina tunggu teman masih ada yang mau di urus dengannya”
Didi menggagukan kepalanya dan berkata,” yakin?”
Reina pun menganggukan kepalanya tanda Ia menolak ajakan Didi. Didi pun mengucapkan hati-hati kepada Reina lalu menaikkan kaca mobilnya dan berlalu dari hadapan Reina. Tinggalah Reina Sendiri, dengan perasaan was-was dan takut.
Reina melirik kembali jam tangannya waktu menunjukkan pukul 9.00, Reina Sudah ingi mengeluarkan air matanya, “menyesal Reina tidak ikut dengan Didi”, kata Reina Dalam hati,
Reina mulai mondar-mandir sambil melihat jalan raya. Perasaan Reina sudah memuncak, rasa marah dan was-was bertambah. Namun Reina tetap menuggu
Tepat pukul 09.05 Motor Jupiter Irsyad yang sedang melaju dari arah depan tertangkap oleh kedua bola mata Reina, Perasaan Reina yang khawatir sudah lega,namun rasa marah dalam dirinya belum mampu Ia singkirkan . Reina pun naik ke motor Irsyad dan berkata, “Aku tidak akan pergi dari tempat ini, sebelum ada kabar tentangmu. Aku akan terus menunggumu meski hati ini menyimpan amarah dan perasaan khawatir. Namun , perasaan itu akan hilang dengan sendirinya ketika saya menyadari, bahwa saya masih bisa bersabar untukmu. Jupiter Irsyad melaju meninggalkan batas Antang-Gowa.
Created By:
Rosnia R Syahrul